Efek Siklon pada Lingkungan

Posted on
Pengarang: John Stephens
Tanggal Pembuatan: 28 Januari 2021
Tanggal Pembaruan: 19 Boleh 2024
Anonim
Waspada Dampak Siklon Surigae di Sulawesi Utara Terjadi Beberapa Hari ke Depan
Video: Waspada Dampak Siklon Surigae di Sulawesi Utara Terjadi Beberapa Hari ke Depan

Isi

Topan adalah badai pemintalan yang disebabkan oleh area bertekanan rendah di atmosfer. Udara dalam topan berputar berlawanan arah jarum jam di Belahan Bumi Utara dan searah jarum jam di Belahan Bumi Selatan. Siklon tropis berkembang di atas perairan tropis atau subtropis. Sistem cuaca besar ini memiliki nama yang berbeda di berbagai belahan dunia, tetapi umumnya dikenal sebagai topan atau angin topan. Topan diklasifikasikan berdasarkan kecepatan angin mereka, mulai dari 74 hingga lebih dari 156 mil per jam. Siklon tropis sering menyebabkan perubahan lingkungan jauh di luar area tempat mereka mendarat.

Angin

Angin dari angin topan Kategori 1 menyebabkan kerusakan minimal pada semak dan pohon. Badai kategori 5 adalah yang paling kuat, membawa angin lebih dari 156 mil per jam. Angin kencang ini dapat merobek pohon dari tanah dan meratakan bangunan. Topan yang jatuh di antaranya menyebabkan berbagai tingkat kerusakan, termasuk merobek ranting-ranting dari pohon dan menghancurkan vegetasi. Ini sering mengakibatkan hilangnya habitat hewan, mengganggu dan mengubah ekosistem. Puing-puing terbang dari badai angin ini dapat membunuh manusia atau hewan. Angin siklon juga dapat merusak infrastruktur, seperti saluran listrik, menara komunikasi, jembatan dan jalan.

Banjir

••• Gambar Comstock / Comstock / Getty

Siklon dapat menghasilkan banjir dengan dua cara. Pertama, siklon tropis sering menyebabkan gelombang di perairan laut yang menyebabkan permukaan laut naik di atas normal. Gelombang ini, kadang-kadang disebut gelombang pasang surut, dapat menenggelamkan orang dan hewan, dan sering kali merupakan pembunuh terbesar dalam topan. Topan juga dapat membawa hujan deras yang menyebabkan banjir.

Apa pun penyebabnya, air yang meluap dapat merusak bangunan dan infrastruktur di wilayah pesisir. Selain itu, mereka dapat menghancurkan vegetasi dan mengalir ke muara, merusak komunitas tumbuhan dan hewan yang hidup di sana.

Erosi

Angin kencang topan dapat mengikis tanah, sehingga merusak vegetasi dan ekosistem yang ada. Erosi ini membuat daerah itu terekspos dan lebih rentan terhadap erosi angin. Tanah dan pasir yang tertiup ke daerah lain dapat merusak vegetasi di sana.

Erosi juga dapat disebabkan oleh gelombang badai dari siklon tropis. Gelombang yang mencapai jauh ke pantai menyeret pasir kembali ke laut, meninggalkan daerah yang terkena dampak sangat terkikis. Ini dapat merusak ekosistem pantai dan bukit pasir serta struktur. Laut akhirnya akan membawa pasir kembali ke pantai, tetapi ini bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Badai Churn

Badai churn terjadi ketika angin topan mengaduk air dingin saat bergerak melintasi lautan. Pengadukan ini menurunkan suhu air setelah badai berlalu, memadamkan pembentukan badai baru.

Badai churn juga memperkuat arus laut yang memindahkan air hangat dari lautan tropis ke kutub dan air dingin dari kutub ke daerah tropis. Michael Huber dari Purdue University percaya bahwa badai akan terus mendinginkan suhu permukaan laut selama beberapa ratus tahun, melawan ketakutan bahwa pemanasan global akan menyebabkan peningkatan kekuatan, kuantitas dan panjang siklon tropis masa depan.