Isi
Para ilmuwan memiliki kemampuan untuk mengurutkan molekul DNA; dengan kata lain, mereka dapat menentukan urutan basa nukleotida dalam molekul tertentu. Sekuensing molekul DNA mungkin yang pertama dari sejumlah langkah yang diperlukan untuk mencari tahu bagaimana nukleotida spesifik dalam molekul DNA saling berinteraksi dan mengkode karakteristik yang berbeda dalam suatu organisme. Proses sekuensing DNA agak terlibat, tetapi sekuensing DNA otomatis meminimalkan keterlibatan manusia yang diperlukan, untuk setidaknya bagian dari proses.
Persiapan Sampel
Agar sequencer DNA otomatis berfungsi, ia harus mendeteksi empat basa nukleotida yang membentuk DNA: adenin, guanin, timin, dan sitosin. Para ilmuwan menyalin sepotong DNA berkali-kali dan menggunakan enzim restriksi untuk memotong DNA menjadi potongan-potongan dengan berbagai ukuran. Mereka kemudian menambahkan sejumlah kecil basa berlabel fluoresens ke setiap kumpulan DNA. Basa, yang merupakan adenin, timin, guanin atau sitosin, akan berikatan dengan komplemen basa di ujung untai. Misalnya, adenin akan berikatan dengan helai yang diakhiri dengan timin, dan guanin akan berikatan dengan helai yang berakhir dengan sitosin.
Konstruksi Sequencer DNA Otomatis
Sequencer DNA otomatis dibuat seperti sequencer DNA yang membutuhkan lebih banyak tenaga kerja manual. Secara khusus, sekuensing DNA otomatis adalah sebuah tangki, sekitar 1 kaki panjangnya, dengan 96 sumur gel tempat DNA dapat dituangkan. Dalam sekuensing DNA otomatis, seperti pada sekuensing DNA mana pun, DNA disuntikkan ke dalam sumur gel di bagian atas tangki, dan muatan negatif diterapkan ke ujung tangki. Muatan negatif memberikan dorongan kuat bagi untai DNA untuk menempuh jarak yang berbeda, ke ujung tangki.
Injeksi Otomatis
Sequencer DNA otomatis menyuntikkan kumpulan DNA, secara otomatis, ke bagian atas gel. Dengan demikian, ini menghemat banyak waktu dan usaha bagi para peneliti. Setelah batch diinjeksikan, sequencer secara otomatis menerapkan muatan negatif ke salah satu ujung tangki, menyebabkan helai bermigrasi dengan jarak yang bervariasi melalui gel. Jarak yang berbeda mencerminkan berbagai ukuran untaian DNA yang melewati gel.
Detektor
Banyak mesin pengurutan DNA otomatis dibuat untuk mendeteksi pewarna fluoresens pada untaian DNA yang melewati gel. Dengan melakukan itu, mereka dapat mengidentifikasi nukleotida yang ada di ujung untaian dan merekamnya di komputer. Namun, sequencer, paling banter, menyajikan versi nukleotida DNA yang campur aduk. Setelah menggunakan mesin pengurutan DNA otomatis, Anda harus melalui proses yang disebut "finishing," di mana kombinasi komputer dan peneliti memilah hasil dari pendeteksian untai DNA untuk mengumpulkan data menjadi deskripsi komprehensif untai DNA. Tidak mengherankan, proses ini bisa memakan waktu lebih lama dari proses sequencing yang sebenarnya.