Bagaimana Watson Dan Crick Menentukan Pairing Base?

Posted on
Pengarang: Monica Porter
Tanggal Pembuatan: 21 Berbaris 2021
Tanggal Pembaruan: 18 November 2024
Anonim
DNA: Complementary Base Pairing
Video: DNA: Complementary Base Pairing

Isi

Pada tahun 1953, dua ilmuwan bernama James Watson dan Francis Crick memecahkan teka-teki monumental. Mereka menemukan struktur molekul yang disebut asam nukleat deoksiribosa - atau seperti yang diketahui kebanyakan orang - DNA. Hampir semua organisme hidup, termasuk manusia, bergantung pada DNA untuk mengemas dan menyalin gen. Sementara para ilmuwan mencurigai ini sebelum 1953, mereka belum tahu bagaimana DNA menyalin sendiri atau mengemas informasi hereditas. Kunci kemampuan DNA untuk membelah dan menyalin sendiri juga merupakan kunci bagi terobosan Watson dan Crick: penemuan pasangan basa.

TL; DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

James Watson dan Francis Crick mengembangkan model menggunakan potongan-potongan kardus yang membantu mereka menemukan pasangan basa secara kebetulan melalui coba-coba.

Struktur DNA

Bayangkan model heliks ganda DNA sebagai tangga berpilin dengan bingkai yang terbuat dari senyawa yang disebut gula-fosfat. Anak tangga terdiri dari senyawa yang disebut nukleotida, atau basa. Ada empat basa dalam molekul DNA: adenin, sitosin, guanin, dan timin. Di setiap anak tangga, dua dari empat nukleotida terikat bersama dengan ikatan hidrogen. Ini adalah pasangan basa. Urutan khusus pasangan basa dalam molekul DNA adalah yang menjelaskan perbedaan sifat genetik.

Rosalind Franklin dan Double Helix

Sementara Watson dan Crick mempelajari struktur DNA, seorang ilmuwan bernama Rosalind Franklin mengembangkan metode yang berhasil untuk mengambil foto X-ray DNA. Gambar-gambarnya mengungkapkan dua garis tegak lurus menciptakan bentuk silang di tengah molekul. Ketika Franklin meninggalkan posisinya di King's College, dia meninggalkan fotonya bersama seorang rekan bernama Maurice Wilkins. Tak lama setelah itu, Wilkins memberikan barang-barang ini ke Watson dan Crick. Segera setelah Watson melihat foto-foto Franklin, ia memahami bahwa bentuk silang berarti molekul DNA harus berupa heliks ganda. Namun terobosan mereka masih jauh dari selesai.

Penemuan Pasangan Berpasangan secara kebetulan

Watson dan Crick tahu bahwa DNA mengandung empat basa, dan bahwa mereka terikat satu sama lain dalam beberapa cara untuk menciptakan bentuk heliks ganda. Namun, mereka berjuang untuk membuat konsep model DNA yang halus dan tanpa strain - yang masuk akal secara biokimia. Watson membangun potongan karton dari pangkalan, dan menghabiskan waktu menata ulang mereka di atas meja untuk membantunya membayangkan struktur yang mungkin. Suatu pagi, sambil memindahkan potongan-potongan itu, dia menemukan sebuah pangkalan yang memang masuk akal. Bertahun-tahun kemudian, Crick menggambarkan momen penting ini terjadi "bukan oleh logika tetapi oleh kebetulan."

Para peneliti menyadari bahwa ketika adenin dan timin terikat satu sama lain, mereka membentuk tangga yang panjangnya sama persis dengan anak tangga yang terbuat dari pasangan sitosin-guanin. Jika semua anak tangga terdiri dari salah satu dari dua pasangan itu, mereka semua akan memiliki panjang yang sama, yang akan mencegah strain dan tonjolan di heliks ganda yang Watson dan Crick tahu tidak bisa eksis dalam molekul nyata.

Replikasi DNA

Watson dan Crick juga menyadari pentingnya pasangan basa untuk replikasi DNA. Heliks ganda "membuka ritsleting" menjadi dua untaian terpisah selama replikasi, membagi setiap pasangan basa. DNA kemudian dapat membangun untaian baru untuk berikatan dengan masing-masing untai terpisah asli, menghasilkan dua molekul yang keduanya identik dengan heliks ganda asli.

Watson dan Crick beralasan bahwa jika masing-masing dari empat basa hanya dapat berikatan dengan satu basa lain, maka molekul DNA dapat menyalin dirinya sendiri dengan cepat selama replikasi. Dalam publikasi tahun 1953 tentang temuan mereka di majalah Nature, mereka menulis "... jika urutan pangkalan pada satu rantai diberikan, maka urutan pada rantai lainnya secara otomatis ditentukan." Model heliks ganda Watson dan Crick dari DNA meluncurkan revolusi yang berkelanjutan dalam ilmu kehidupan, dan bertanggung jawab untuk kemajuan yang tak terhitung dalam bidang studi seperti genetika, kedokteran, dan biologi evolusi.