Isi
- TL; DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)
- Emisi Karbon Dioksida
- Longsoran
- Penghancuran Habitat
- Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Deforestasi terjadi ketika lahan hutan ditebangi, biasanya untuk memanen kayu atau membuka ruang untuk operasi pertanian. Lebih dari 25 persen tanah di Bumi ditutupi oleh hutan, tetapi jutaan hektar ekosistem ini dihancurkan setiap tahun, menurut University of Michigan. Lebih dari setengah hutan dunia ditemukan di hanya tujuh negara: Brasil, Kanada, Cina, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, Rusia, dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, sementara kerugian dari deforestasi bersifat global, keputusan untuk membuka lahan hutan hanya dimiliki oleh segelintir pemerintah.
TL; DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)
Kerugian dari deforestasi adalah meningkatnya jumlah emisi karbon dioksida dan erosi tanah serta perusakan habitat hutan dan hilangnya keanekaragaman hayati baik tanaman maupun hewan.
Emisi Karbon Dioksida
Selama fotosintesis, pohon dan tanaman lain menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer, mengubahnya menjadi molekul gula, dan melepaskan oksigen. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Hutan menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer dan membantu mengurangi efek rumah kaca. Ketika pohon ditebang, karbon dioksida yang sebelumnya diserap dan disimpan dilepaskan kembali ke atmosfer. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan A.S., 17 persen karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer disebabkan oleh deforestasi dan pembusukan pohon dan biomassa lainnya.
Longsoran
Akar tanaman menjangkarkan tanah ke tanah. Ketika deforestasi terjadi, erosi tanah lapisan atas meningkat karena tidak ada akar untuk menahan tanah di tempatnya, dan tidak ada vegetasi untuk memutus kekuatan hujan yang turun. Menurut World Wildlife Fund, setengah dari tanah lapisan teratas dunia telah terkikis dalam 150 tahun terakhir. Erosi menyapu tanah ke saluran air terdekat, di mana sedimentasi dan polusi yang meningkat merusak habitat laut dan memengaruhi populasi lokal yang menangkap ikan atau minum dari sumber air. Selain itu, erosi tanah lapisan atas menurunkan kesuburan tanah dan merusak upaya pertanian yang seringkali menjadi pendorong deforestasi. Di hutan hujan Amazon, padang rumput dan lahan pertanian mendominasi bagian hutan yang ditebang habis. Limpasan sedimen dari daerah gundul mencemari sungai, mempengaruhi semua orang yang menggunakan air itu.
Penghancuran Habitat
Deforestasi merusak habitat hutan. Hewan menggunakan pohon untuk makanan, tempat berlindung, dan lokasi bersarang. Tanpa pohon, hewan harus mencari tempat lain untuk bertahan hidup atau mereka akan binasa. Populasi hewan menderita kerugian dramatis ketika habitat alami mereka diubah. Di hutan hujan tropis, di mana keanekaragaman spesies tertinggi, fragmentasi dan kehilangan habitat dapat memiliki efek signifikan pada populasi hewan. Sebagai contoh, penggundulan hutan mengancam habitat monyet howler di hutan hujan Amazon dan burung hantu melihat utara di wilayah Pasifik Barat Laut Amerika Serikat.
Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Hutan menyediakan rumah bagi banyak spesies hewan, tetapi mereka juga rumah bagi banyak spesies tanaman. Para ilmuwan di University of Michigan memperkirakan bahwa hanya satu persen dari spesies tanaman di hutan hujan tropis telah disaring untuk potensi penggunaan obat. Dari persentase kecil tanaman yang telah dipelajari, beberapa telah terbukti memiliki manfaat obat. Misalnya, obat yang dibuat dari spesies periwinkle liar yang tumbuh di hutan Madagaskar sekarang digunakan untuk mengobati pasien dengan leukemia dan bentuk kanker lainnya. Penggundulan hutan mengancam penemuan-penemuan ilmiah spesies di masa depan yang dapat berguna bagi umat manusia.