Faience di Mesir Kuno

Posted on
Pengarang: Louise Ward
Tanggal Pembuatan: 6 Februari 2021
Tanggal Pembaruan: 1 Boleh 2024
Anonim
Faience - Egyptian Paste
Video: Faience - Egyptian Paste

Isi

Peri Mesir adalah bahan keramik yang dibuat menyerupai batu mulia, seperti pirus dan lapis lazuli. Bangsa Mesir kuno menggunakan faience untuk menghasilkan berbagai objek termasuk perhiasan, patung-patung, ubin dan elemen arsitektur. Benda-benda faience biasa ditemukan di Mesir kuno serta daerah lain di Timur Dekat dan Mediterania.

Komposisi

Faience terdiri dari keramik berlapis yang terbuat dari tanah kuarsa atau pasir. Menembak bahan dalam kiln menghasilkan permukaan seperti kaca dengan warna biru-hijau berkilau. Di Mesir kuno, faience dikenal sebagai "tjehnet," yang berarti cemerlang. Sifat reflektif dan sinarnya merupakan simbol kehidupan, reinkarnasi dan keabadian.

Sejarah Produksi dan Teknologi

Metode pembuatan faience dimulai sejak periode Predinastik, sebelum 3000 SM. Para pengrajin mulai membuat benda-benda kaca dari batu sabun. Mereka juga mencoba memodelkan pasta kuarsa. Dengan menggunakan teknik batu, mereka membuat manik-manik dan jimat faience. Selama periode Kerajaan Tengah, produksi faience dikembangkan dan disempurnakan dengan penambahan senyawa tembaga. Pada periode Kerajaan Baru, sekitar 1500 SM, munculnya teknologi kaca memperkaya faience dengan warna dan glasir lainnya. Pengrajin juga dicampur faience dengan bahan yang sama yang digunakan untuk membuat gelas. Bahan baru dan lebih baik menyebabkan desain, warna dan bentuk yang inovatif. Artefak ini dianggap sebagai contoh terbaik dari faience Mesir. Pergeseran bertahap ke tembikar berlapis kaca menyebabkan penurunan faience di dunia kuno.

Jimat

Jimat tidak hanya aksesoris dekoratif di Mesir kuno tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan spiritual. Orang Mesir memakai jimat untuk bertahan dari penyakit, membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat. Mereka juga mengubur jimat dengan orang mati untuk melindungi jiwa mereka di akhirat. Dengan ure yang lunak, faience dapat dipahat untuk mewakili dewa pelindung, seperti dewa Thoth. Warna faience juga sangat cocok untuk jimat karena, dalam budaya Mesir, biru-hijau melambangkan kehidupan dan kesehatan yang baik.

Dekorasi Kuil dan Makam

Orang Mesir menggunakan faience untuk benda-benda bernilai tinggi seperti dekorasi istana dan kapal kekaisaran. Demikian juga, mereka menggunakan faience dalam persembahan bait suci yang kudus, dekorasi makam, dan hiasan mumi. Mereka memahat tokoh-tokoh dewa, manusia, binatang, dan simbol yang akan ditawarkan sebagai pengudusan di tempat-tempat suci di seluruh Mesir. Faience juga berfungsi sebagai bahan yang berguna untuk mengukir ubin kecil untuk inlaying ke furnitur. Orang Mesir memproduksi barang-barang ini sebagai hadiah. Mereka membuat ubin dinding yang lebih besar untuk menghias istana, kuil, dan makam. Contoh ubin faience Mesir yang paling terkenal adalah 36.000 spesimen yang melapisi ruang bawah tanah piramida Raja Djoser di Saqqara.