Elemen Apa Yang Ada di Bola Lampu?

Posted on
Pengarang: John Stephens
Tanggal Pembuatan: 2 Januari 2021
Tanggal Pembaruan: 13 Boleh 2024
Anonim
EKSPERIMEN BOLA PERAMAL (LAMPU PLASMA)
Video: EKSPERIMEN BOLA PERAMAL (LAMPU PLASMA)

Isi

Orang sering memuji penemuan bola lampu kepada penemu Amerika terkenal Thomas Edison pada tahun 1880, tetapi sekitar 40 tahun sebelumnya, penemu Inggris menciptakan lampu busur. Selama bertahun-tahun, perkembangan ilmiah melihat unsur-unsur baru menggantikan batang karbon yang digunakan dalam lampu busur dan filamen karbon di bola dipatenkan Edisons. Dibandingkan dengan jenis bola lampu baru, iterasi awal ini kikuk, tidak efisien dan berumur pendek. Namun, kedatangan dan penyebaran penemuan ini mengantarkan pada industri baru, menambah panjang hari kerja, dan merupakan batu loncatan penting dalam penyebaran listrik di seluruh dunia.

TL; DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Bola lampu dimulai dengan unsur-unsur yang terbuat dari karbon, tetapi selama bertahun-tahun para penemu menambahkan unsur-unsur baru seperti tungsten, merkuri, klorin dan europium ke dalam toolkit mereka.

Lampu Pijar, Sebuah Terobosan Awal

Lampu pijar menciptakan cahaya dengan menjalankan arus listrik melalui filamen halus yang terbuat dari logam. Filamen ini memanas sampai mengeluarkan cahaya. Bola lampu pertama dari jenis ini memiliki filamen karbon, meskipun akhirnya, tungsten menggantinya. Tungsten adalah elemen yang lebih lentur daripada karbon dan dapat dipanaskan hingga 4.500 derajat Fahrenheit. Perkembangan ini muncul pada tahun 1908 sebagai produk inovasi yang dibuat oleh General Electric. Mulai tahun 1913, filamen dalam umbi menjadi melingkar, dan gas tidak aktif seperti argon dan nitrogen mengisi bola kaca. Pada tahun 1925, produsen mulai menggunakan asam hidrofluorik untuk menambahkan efek seperti es pada umbi, yang membantu menyebarkan cahaya ke area yang lebih luas. Bola lampu pijar telah meningkat selama bertahun-tahun tetapi sebagian besar masih dianggap tidak efisien, karena banyak dari input energi hilang karena panas.

Lampu halogen adalah variasi pijar. Bohlamnya terbuat dari kuarsa, dan dapat mengandung gas inert seperti fluor, klor, brom, dan yodium, yang disebut unsur halogen.

Bola Lampu Fluorescent, Memulai dengan Lambat

Seperti lampu pijar, dasar dari apa yang akhirnya akan menjadi pencahayaan neon dimulai pada abad ke-19. Dua orang Jerman - peniup kaca Heinrich Geissler dan dokter Julius Plucker - menciptakan cahaya dengan mengalirkan arus listrik melalui tabung gelas yang ditempatkan di antara dua elektroda yang sebagian besar udaranya dilepas. Meskipun Edison dan rekannya Nikola Tesla bereksperimen dengan teknologi ini, tidak sampai awal 1900-an bahwa Peter Cooper Hewitt berinovasi teknologi dengan mengisi tabung gelas dengan uap merkuri dan memasang alat yang disebut pemberat untuk mengatur aliran arus melalui tabung. Perkembangan terakhir melihat penemu menambahkan gas argon ke bola lampu dan menutupi interiornya dalam fosfor. Ketika arus listrik mengalir melalui gas, ia melepaskan radiasi ultraviolet, yang diserap dan dilepaskan oleh fosfor sebagai cahaya tampak. Lampu ini bertahan lebih lama dan lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar.

Lampu Masa Sekarang dan Masa Depan

Lampu metal halide adalah penemuan yang relatif baru. Mereka menghasilkan cahaya yang terang dan cukup hemat energi. Mereka sering digunakan dalam penerangan pertandingan olahraga atau konstruksi. Bohlam yang melingkupinya memegang tabung busur, sering terbuat dari kuarsa atau keramik. Tabung ini mengandung gas awal, merkuri atau yodium, dan garam logam halida. Argon adalah gas awal yang umum.

Dioda atau LED yang memancarkan cahaya, membuat cahaya tampak melalui proses yang disebut electroluminescence. Banyak senyawa berbasis galium digunakan dalam LED, dan mereka juga memanfaatkan beberapa logam tanah langka seperti serium, europium dan terbium. LED efisien dan hemat biaya dan telah ditemukan digunakan dalam berbagai elektronik saat manusia berupaya mengurangi dampaknya terhadap lingkungan Bumi.