Distribusi Teori Fosil dan Lempeng Tektonik

Posted on
Pengarang: Peter Berry
Tanggal Pembuatan: 20 Agustus 2021
Tanggal Pembaruan: 16 November 2024
Anonim
Lempeng Tektonik
Video: Lempeng Tektonik

Isi

Menurut teori lempeng tektonik, benua tidak secara kaku terpaku pada permukaan bumi. Massa tanah yang sangat besar ini, yang disebut sebagai lempeng, berangsur-angsur berubah posisi relatif satu sama lain ketika mereka meluncur di atas material yang mendasarinya. Karena itu, peta permukaan Bumi terus berubah seiring waktu geologis. Beberapa bukti yang paling meyakinkan untuk teori ini berasal dari distribusi fosil.

Catatan Fosil

Fosil adalah jejak binatang atau tumbuhan yang ditemukan di dalam batu. Mereka berguna dalam penanggalan materi geologis, karena mereka menunjukkan spesies mana yang hidup pada saat batu itu terbentuk. Distribusi geografis fosil juga berguna dalam memahami bagaimana spesies yang berbeda menyebar dan berevolusi dari waktu ke waktu. Namun, ada beberapa anomali dalam distribusi ini yang sulit dijelaskan oleh ahli geologi awal.

Berbeda Benua, Fosil Yang Sama

Masalah mendasarnya adalah bahwa spesies fosil yang sama kadang-kadang dapat ditemukan di lokasi geografis yang terpisah. Salah satu contoh adalah reptil punah yang disebut Mesosaurus, yang berkembang 275 juta tahun yang lalu. Fosil ini ditemukan di dua daerah terlokalisasi, di Afrika selatan dan dekat ujung selatan Amerika Selatan. Saat ini, daerah-daerah ini dipisahkan oleh hampir 5.000 mil dari Samudra Atlantik. Meskipun Mesosaurus adalah makhluk yang hidup di laut, ia mendiami perairan pantai yang dangkal dan tidak mungkin menyeberangi samudera luas.

Teori Wegeners

Pada awal abad ke-20, seorang ahli geologi Jerman bernama Alfred Wegener mengajukan teorinya tentang pergeseran benua, yang merupakan pendahulu teori modern lempeng tektonik. Berdasarkan kesamaan fosil di Afrika dan Amerika Selatan, ia mengusulkan bahwa dua benua ini pernah bergabung bersama dan bahwa Samudra Atlantik terbuka di antara mereka setelah fosil terbentuk. Teori ini juga menjelaskan "kecocokan puzzle" yang tampak dari kedua benua, yang telah dikomentari sejak mereka pertama kali dipetakan.

Lebih Banyak Bukti Fosil

Selain menghubungkan Afrika ke Amerika Selatan, distribusi fosil menunjukkan bahwa benua lain pernah berdekatan satu sama lain. Contohnya tanaman seperti pakis, Glossopteris, yang tumbuh subur hampir 300 juta tahun yang lalu, ditemukan di Antartika, Australia, dan India, serta Afrika dan Amerika Selatan. Ini menunjukkan bahwa Glossopteris hidup pada masa ketika semua benua ini bergabung dalam satu super-benua, yang oleh para ahli geologi disebut sebagai Pangea.