Isi
Kalsit dan kuarsa adalah mineral yang terkait dengan banyak jenis batuan. Kalsit larut dengan adanya asam, tetapi hal yang sama tidak terjadi pada kuarsa. Meskipun kalsit banyak tersedia di seluruh dunia, kuarsa adalah mineral paling banyak kedua di planet ini, setelah feldspar. Perbedaan lain di antara mineral-mineral ini termasuk penampilan, komposisi kimia, kekerasan, keberadaannya di alam dan penggunaannya.
Penampilan
Kalsit sering berwarna putih hingga transparan, tetapi dapat menunjukkan warna hijau, abu-abu, biru atau kuning. Kuarsa fitur berbagai warna, dari kuning pucat khas kuarsa yang disebut citrine, ke ungu cerah dari kuarsa amethyst. Meskipun kalsit dan kuarsa keduanya ditemukan dalam bentuk heksagonal dan piramidal, kalsit menunjukkan rentang variasi kristal yang lebih luas dibandingkan dengan mineral kuarsa.
Komposisi dan Kekerasan Kimia
Kalsit terbuat dari kalsium karbonat, senyawa yang mengandung atom kalsium, karbon, dan oksigen. Kuarsa adalah silikon dioksida, senyawa kimia dengan satu atom silikon dan dua atom oksigen. Kuarsa jauh lebih sulit daripada kalsit. Kuarsa mencapai 7 pada skala kekerasan mineral Mohs, sedangkan kekerasan kalsit adalah 3.
Kehadiran di Alam
Kalsit ditemukan di banyak batuan sedimen, seperti batu kapur, sedangkan kuarsa lebih umum sebagai komponen batuan beku, seperti granit dan basal. Kalsit juga merupakan komponen utama stalagmit dan stalaktit, formasi yang ditemukan di gua dan cangkang organisme laut, seperti spons dan tiram. Kuarsa tidak terkait dengan makhluk hidup, tetapi juga merupakan komponen kuarsit, gneiss, dan batuan metamorf lainnya, yang terbentuk di bawah tekanan dan suhu tinggi.
Penggunaan
Kalsit digunakan dalam industri konstruksi untuk membuat semen dan mortar. Ini juga digunakan sebagai penetral keasaman dalam industri kimia dan farmasi, serta untuk memulihkan sungai, danau, dan tanah dengan tingkat pH rendah. Kuarsa adalah mineral penting dalam proses pembuatan gelas, sebagai bahan abrasif industri dan sebagai batu permata dalam perhiasan.