Isi
- TL; DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)
- Faktor Ekosistem yang Seimbang
- Bersepeda Energi dan Material
- Predator dan Mangsa
- Efek Kemanusiaan
Bumi memiliki jaringan ekosistem yang luas, dari kolam pasang kecil hingga gurun yang luas hingga rak es kutub. Ekosistem didefinisikan sebagai habitat tempat hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme berinteraksi dengan faktor-faktor yang tidak hidup seperti lanskap dan suhu. Ekosistem yang seimbang menjaga aliran bahan dan energi. Dalam ekosistem yang seimbang, ada saling ketergantungan dari setiap faktor. Bahan limbah apa pun dapat digunakan oleh hewan, tumbuhan, dan organisme hidup lainnya.
TL; DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)
Ekosistem yang seimbang mewakili habitat berkelanjutan antara hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang saling tergantung dan lingkungannya. Ekosistem yang seimbang menunjukkan perputaran energi dan material yang efisien dan keterkaitan antara produsen utama dan pemangsa.
Faktor Ekosistem yang Seimbang
Dalam ekosistem yang seimbang, komunitas organisme hidup (biotik) berinteraksi dengan fitur tidak hidup (abiotik) di lingkungan. Fitur-fitur ekosistem abiotik meliputi presipitasi, suhu, lanskap, sinar matahari, kimia tanah atau air, dan kelembaban. Jenis-jenis faktor biotik dalam ekosistem yang seimbang meliputi produsen primer seperti tanaman, konsumen primer seperti herbivora, konsumen sekunder seperti karnivora, konsumen seperti omnivora yang mengonsumsi tanaman dan hewan, dan detritivora yang memakan bahan organik yang membusuk. Faktor biotik bergantung pada faktor abiotik untuk bertahan hidup. Tumbuhan membutuhkan suhu, kelembaban, dan kimia tanah tertentu untuk bisa berkembang. Hewan mengandalkan tanaman itu untuk makanan mereka. Apa pun yang memengaruhi faktor ekosistem apa pun dapat membuatnya tidak seimbang dan memaksa organisme untuk beradaptasi atau mati.
Bersepeda Energi dan Material
Ekosistem yang seimbang bekerja melalui perputaran energi dan material. Sumber utama energi ekosistem adalah sinar matahari. Fotosintesis sinar matahari oleh tanaman menciptakan oksigen sebagai produk limbah, yang pada gilirannya digunakan dalam respirasi oleh hewan. Hewan, pada gilirannya, menciptakan karbon dioksida sebagai limbah, dan itu digunakan oleh tanaman. Organisme terkecil, mikroorganisme, menguraikan tumbuhan dan hewan yang mati menjadi bahan nonorganik melalui enzim. Konversi energi matahari menjadi energi kimia untuk fotosintesis atau respirasi menghasilkan hilangnya energi sebagai panas. Ekosistem yang seimbang membutuhkan energi matahari untuk eksis dan melanggengkan siklus energi.
Predator dan Mangsa
Ekosistem yang sehat bekerja dalam keseimbangan hubungan predator dan mangsa dan interaksinya dengan lingkungan. Ekosistem dapat memiliki kontrol top-down, atau yang berhubungan dengan predator, pada fungsi, atau kontrol bottom-up yang bergantung pada produsen utama seperti vegetasi. Kontrol top-down oleh pemangsa berarti bahwa lebih banyak pemangsa menyebabkan lebih sedikit pemakan rumput. Ini akan menyebabkan lebih banyak produsen primer karena para penggembala akan berkurang. Untuk skenario bottom-up, produsen primer mendorong fungsi ekosistem dengan adanya peningkatan nutrisi. Ketika predator puncak dihilangkan dari suatu ekosistem, seluruh rantai makanan pada gilirannya akan terpengaruh. Populasi konsumen primer (mangsa) hewan meningkat, yang mengarah ke persaingan yang lebih besar untuk makanan dalam bentuk produsen primer. Salah satu contohnya adalah perburuan berang-berang laut oleh manusia, yang menyebabkan kehancuran ekosistem hutan rumput laut di Kepulauan Aleutian. Bulu babi menyalip hutan rumput laut. Setelah berang-berang kembali untuk mendahului bulu babi, ekosistem rumput laut kembali seimbang.
Hewan mangsa seperti krill memberi bahan bakar ekosistem di lautan di sekitar Antartika. Hewan-hewan kecil ini berfungsi sebagai penggembala fitoplankton, tetapi juga merupakan sumber makanan utama dari banyak hewan lain, seperti anjing laut, penguin, paus, cumi-cumi, ikan, kerang dan albatros. Krill karena itu dianggap sebagai spesies kunci, penting untuk kelangsungan hidup keseimbangan ekosistem Antartika. Tanpa krill, ekosistem Antartika akan kehilangan keanekaragaman hayatinya. Keanekaragaman spesies yang kaya menopang ekosistem yang seimbang.
Efek Kemanusiaan
Sementara manusia bergantung pada ekosistem yang seimbang untuk penyerbukan tanaman, tanah yang sehat, ikan dan daging, sering kali ada konsekuensi negatif dari interaksi manusia. Pengenalan limbah (baik itu industri, pertanian dll) ke dalam ekosistem oleh manusia dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi. Kayu tebang habis menyebabkan erosi tanah dan perusakan habitat. Ekosistem hutan hujan yang rapuh telah terancam oleh konversi lahan tersebut. Penangkapan berlebihan menyebabkan jaring-jaring makanan yang rusak di lautan. Perambahan populasi manusia ke dalam ekosistem yang sebelumnya terlindung mengancam mereka.
Untungnya, praktik berkelanjutan dapat mengimbangi aktivitas manusia. Beberapa contoh termasuk menerapkan kuota ikan, menggunakan biofuel dan menanam kembali hutan. Melalui kesadaran dan penelitian yang berkelanjutan, manusia dapat membantu mempelajari dan menjaga ekosistem Bumi yang seimbang, dan belajar bagaimana membantu memulihkan gangguan ekosistem.