Hewan Ditemukan di Hutan Cemara Tropis

Posted on
Pengarang: Louise Ward
Tanggal Pembuatan: 6 Februari 2021
Tanggal Pembaruan: 19 November 2024
Anonim
Kehidupan Hewan di Borneo Kalimantan (Documentary) - Animal Planet
Video: Kehidupan Hewan di Borneo Kalimantan (Documentary) - Animal Planet

Isi

Daerah tropis Bumi adalah antara Tropic of Cancer dan Tropic of Capricorn dalam kelompok yang mengangkangi khatulistiwa. Hutan di daerah tropis bisa hijau atau gugur. Di hutan tropis yang hijau sepanjang tahun, kisaran ada berdasarkan curah hujan. Hutan hujan tropis menerima banyak hujan sepanjang tahun. Hutan cemara tropis yang lebih kering menerima hujan musiman. Jenis-jenis hewan di kedua jenis hutan berbeda-beda, tetapi keduanya memiliki keanekaragaman spesies yang kaya. Hutan hujan tropis sendiri menampung lebih dari setengah spesies hewan Bumi.

TL; DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Hutan tropis selalu hijau bisa lembab, dalam kasus hutan hujan, atau kering dengan hujan musiman. Kedua jenis hutan tropis selalu memiliki banyak spesies hewan. Hewan-hewan hutan hujan meliputi kera, kakaktua, hewan yang lebih kecil, dan sejumlah besar serangga. Hutan cemara tropis yang lebih kering menampung hewan-hewan yang lebih besar seperti gajah, harimau, dan badak Asia serta banyak burung dan hewan kecil.

Hewan Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis menerima jumlah hujan yang luar biasa setiap tahun, dan berkat panas dan kelembabannya, lapisan vegetasi ada. Hewan berevolusi untuk berkembang di antara setiap lapisan kanopi pohon. Monyet seperti kanopi Laba-laba Monyet berevolusi dengan lengan panjang dan ekor yang bisa memegang bagian pohon. Ini memungkinkan primata tersebut untuk bergerak bebas melalui pepohonan. Spesies primata kecil dari hutan hujan juga termasuk lutung, monyet capuchin, monyet howler, siamang dan monyet daun. Spesies kera besar termasuk gorila dan orangutan.

Mamalia lain di hutan hujan termasuk sloth, coati, tikus, kelelawar, peccaries dan tupai terbang. Kucing seperti jaguar, ocelot, musang dan jaguarondi juga menyebut rumah hutan hujan.

Spesies burung menyukai bulu yang cerah dan seruan tajam di kanopi yang teduh dan lebat. Macaw merah dan toucan mewakili burung tropis yang begitu hidup. Burung-burung lain termasuk kakatua Amazon, gagak, burung dan grosbeaks, di antara banyak spesies lainnya.

Sejumlah reptil dari kadal hingga ular tinggal di hutan hujan. Amfibi, beberapa terang ditandai sebagai peringatan bagi pemangsa potensial, hidup dalam kelimpahan. Variasi serangga yang luar biasa di hutan hujan meliputi semut di koloni besar, rayap, katydid, tongkat jalan, kupu-kupu, tawon, laba-laba, kumbang, dan jangkrik.

Hewan Hutan Evergreen Tropis Kering

Tidak semua hutan hijau tropis menerima hujan sebanyak hutan hujan. Di hutan cemara tropis yang lebih kering ini, kelompok spesies yang berbeda ada. Bioma ini cenderung menampung hewan vertebrata yang jauh lebih besar. Misalnya, di Hutan Evergreen Kering Indochina Tenggara, hewan besar adalah gajah Asia, beruang madu Melayu, badak Jawa, banteng, gaur, kudu, duiker dan berbagai spesies rusa. Lumba-lumba sungai yang buas berada di dalam batas wilayah Lembah Barak. Kucing besar berkeliaran di ekosistem ini, seperti harimau eponim dan subspesies terkecil yang terancam punah, harimau Sumatra, macan dahan, dan macan tutul biasa. Harimau adalah spesies unggulan untuk kesehatan ekosistem.

Mamalia kecil dari hutan cemara tropis kering meliputi tikus, kera, siamang, lutung Phayre, trenggiling Tiongkok, belalang, anjing liar, babi hutan, serigala, serigala, musang, kelelawar buah, rubah terbang, tupai dan musang.

Spesies burung dari ekosistem ini termasuk guineafowl, cuckoo, turaco, bulbul, myna, gagak, penenun hutan, parkit, merpati, barbet dan orioles, untuk beberapa nama. Hutan cemara tropis yang lebih kering juga menampung banyak spesies reptil, amfibi, dan serangga.

Tantangan bagi Hewan Hutan Cemara Tropis

Hewan-hewan di wilayah ini menghadapi berbagai ancaman terhadap kelangsungan hidup jangka panjang mereka. Perambahan permukiman manusia dan pembangunan jalan memecah hutan. Pengumpulan kayu dan pengumpulan kayu bakar menyebabkan hilangnya habitat dan fragmentasi. Praktek pertanian juga menciptakan hilangnya tajuk dan hilangnya habitat. Perburuan liar dan perburuan gelap berkontribusi terhadap penurunan spesies. Dengan konservasi, pendidikan, dan strategi yang lebih berkelanjutan untuk hidup berdampingan dengan hewan, masih ada harapan bahwa orang dapat bekerja untuk melindungi hutan hijau tropis dan semua spesies di dalamnya.