Isi
Pelapukan adalah proses dimana massa batuan perlahan-lahan dipecah menjadi potongan-potongan kecil. Potongan-potongan ini dapat terbawa dalam proses lain yang disebut erosi. Pelapukan mekanis mengacu pada setiap proses pelapukan yang bergantung pada kekuatan fisik, yang bertentangan dengan kekuatan kimia atau biologis. Pelapukan mekanis juga bertindak pada permukaan batu daripada struktur internalnya.
Frost Wedging
Air dapat menyusup bahkan ke celah terkecil di permukaan batu. Jika air itu membeku, ia memotong celah sedikit lebih jauh. Ini terjadi karena air mengembang ketika membeku. Siklus beku dan pencairan yang berulang-ulang pada akhirnya menghancurkan batuan padat. Proses ini dikenal sebagai wedging es, dan biasanya terjadi di iklim yang lebih dingin. Sisi gunung yang berserakan batu-batu tajam adalah contoh cuaca beku yang beraksi.
Pengelupasan
Magma yang mendingin dan mengeras di bawah tanah menjadi batuan beku yang dikenal sebagai granit. Granit dikompresi saat di bawah tanah, tetapi jika batu di atasnya dihilangkan, tekanan dilepaskan. Massa granit membengkak dan keluar perlahan-lahan dalam bentuk kubah. Pada permukaan granit, lembaran pecah dalam proses yang dikenal sebagai pengelupasan kulit. Lembaran-lembaran ini meluncur ke bawah muka kubah dan menumpuk di bagian bawah.
Kristalisasi
Garam dalam bentuk kristal mineral memecah batu dengan cara yang sama seperti wedging es. Karena garam diendapkan dalam celah batu, ia mengembang sedikit dan memaksa batu semakin terpisah. Bagian Antartika secara khusus dicatat karena bukti kristalisasi garamnya. Ahli geologi percaya bahwa proses pengawetan es dan kristalisasi garam bekerja bersama-sama dengan cuaca batu. Ketika satu tidak aktif, yang lain aktif dan sebaliknya.
Insolasi
Di daerah gurun, batu terkena fluktuasi suhu ekstrem antara malam dan siang. Batuan bukan penghantar panas yang baik, dan perubahan suhu ini memberi tekanan besar pada struktur fisiknya. Permukaan mengembang sementara bagian dalam mencoba mempertahankan bentuk yang sama. Akhirnya, retakan terbentuk di dalam batu dan menyebar di sepanjang permukaan. Menuangkan air pada batu yang dipanaskan secara dramatis menunjukkan efek ini, meskipun di gurun pasir mengalami siklus panas dan dingin yang tak terhitung jumlahnya sebelum retak.