Isi
- Asumsi Teori Kinetik.
- Sifat Gas Dijelaskan menggunakan Teori Kinetik.
- Hukum Gas Sempurna.
- Penyimpangan dari Perilaku Gas Sempurna.
Teori molekuler kinetik, juga dikenal sebagai Teori Kinetik Gas adalah model kuat yang berupaya menjelaskan karakteristik gas yang dapat diukur dalam hal pergerakan skala kecil partikel gas. Teori kinetik menjelaskan sifat-sifat gas dalam hal pergerakan partikelnya. Teori kinetik didasarkan pada sejumlah asumsi dan karena ini merupakan model perkiraan.
Asumsi Teori Kinetik.
Gas dalam model kinetik dianggap "sempurna". Gas sempurna terdiri dari molekul yang bergerak sepenuhnya secara acak dan tidak pernah berhenti bergerak. Semua tumbukan partikel gas benar-benar elastis, artinya tidak ada energi yang hilang. (Jika bukan ini kasusnya, molekul gas pada akhirnya akan kehabisan energi dan menumpuk di lantai wadah mereka.) Asumsi berikutnya adalah bahwa ukuran molekul dapat diabaikan artinya mereka pada dasarnya memiliki diameter nol. Ini hampir benar untuk gas monoatomik yang sangat kecil seperti helium, neon atau argon. Asumsi terakhir adalah bahwa molekul gas tidak berinteraksi kecuali ketika mereka bertabrakan. Teori kinetik tidak mempertimbangkan gaya elektrostatik antar molekul.
Sifat Gas Dijelaskan menggunakan Teori Kinetik.
Suatu gas memiliki tiga sifat intrinsik, tekanan, suhu, dan volume. Ketiga sifat ini saling terkait satu sama lain dan dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kinetik. Tekanan disebabkan oleh partikel yang mengenai dinding wadah gas. Wadah yang tidak kaku seperti balon akan mengembang sampai tekanan gas di dalam balon sama dengan yang ada di luar balon. Ketika gas adalah tekanan rendah, jumlah tabrakan kurang dari pada tekanan tinggi. Meningkatkan suhu gas dalam volume tetap juga meningkatkan tekanannya karena panas menyebabkan partikel bergerak lebih cepat. Demikian pula memperluas volume di mana gas dapat bergerak menurunkan tekanan dan suhunya.
Hukum Gas Sempurna.
Robert Boyle adalah yang pertama menemukan kaitan antara sifat-sifat gas. Hukum Boyles menyatakan bahwa pada suhu konstan tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Hukum Charles, setelah Jacques Charles mempertimbangkan suhu, menemukan bahwa untuk tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan suhunya.Persamaan ini digabungkan untuk membentuk persamaan gas sempurna untuk satu mol gas, pV = RT, di mana p adalah tekanan, V adalah volume, T adalah suhu dan R adalah konstanta gas universal.
Penyimpangan dari Perilaku Gas Sempurna.
Hukum gas yang sempurna bekerja dengan baik untuk tekanan rendah. Pada tekanan tinggi atau suhu rendah, molekul gas mendekati jarak yang cukup dekat untuk berinteraksi; interaksi inilah yang menyebabkan gas mengembun menjadi cairan dan tanpa mereka semua materi akan menjadi gas. Interaksi interaksomik ini disebut kekuatan Van der Waals. Akibatnya, persamaan gas sempurna dapat dimodifikasi untuk memasukkan komponen untuk menggambarkan gaya antarmolekul. Persamaan yang lebih rumit ini disebut persamaan keadaan Van der Waals.