Perbedaan Antara Korelasi dan Kausalitas

Posted on
Pengarang: Peter Berry
Tanggal Pembuatan: 14 Agustus 2021
Tanggal Pembaruan: 13 November 2024
Anonim
Penelitian korelasi, kausal komparatif dan eksperimental: Perbedaannya
Video: Penelitian korelasi, kausal komparatif dan eksperimental: Perbedaannya

Isi

Korelasi menunjukkan hubungan antara dua variabel. Kausalitas menunjukkan bahwa satu variabel secara langsung mempengaruhi perubahan yang lain. Meskipun korelasi dapat menyiratkan hubungan sebab akibat, itu berbeda dari hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika sebuah penelitian mengungkapkan korelasi positif antara kebahagiaan dan tidak memiliki anak, itu tidak berarti bahwa anak-anak menyebabkan ketidakbahagiaan. Bahkan, korelasi mungkin sepenuhnya kebetulan, seperti perawakan pendek Napoleon dan kenaikannya ke kekuasaan. Sebaliknya, jika sebuah percobaan menunjukkan bahwa hasil yang diprediksi hasil dari manipulasi variabel tertentu, para peneliti lebih percaya diri terhadap hubungan sebab akibat, yang juga menunjukkan korelasi.

Contoh Korelasi

Tes statistik mengukur probabilitas apakah korelasi disebabkan oleh kebetulan atau hubungan non-acak. Mengetahui bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel berguna dalam banyak hal. Sebagai contoh, peneliti pemasaran melihat korelasi antara upaya periklanan dan penjualan. Petani menilai korelasi antara penggunaan pestisida dan hasil panen. Ilmuwan sosial mempelajari korelasi antara angka kemiskinan dan angka kejahatan untuk mengidentifikasi strategi intervensi. Korelasi juga bisa negatif dalam arah, seperti kenaikan harga bahan makanan saat pasokan makanan turun selama musim kemarau.

Contoh-contoh Kausalitas

Jika angin menumbangkan pohon, itu adalah sebab dan akibat. Hubungan sebab akibat lainnya lebih kompleks. Misalnya, ketika para ilmuwan melihat hasil yang menjanjikan dari pemberian obat baru dalam uji coba pada manusia, mereka harus yakin bahwa obat tersebut menyebabkan perubahan, bukan faktor lain, seperti modifikasi pola makan atau gaya hidup peserta. Bukti harus meyakinkan untuk menyatakan kausalitas. Kurangnya bukti dapat menyebabkan klaim penyembuhan yang keliru dan keyakinan yang salah tentang penyebab. Selama Abad Pertengahan, perburuan penyihir terjadi karena penduduk desa menghubungkan kelaparan dan penderitaan dengan kehadiran sihir.