Distilasi adalah proses memisahkan dua atau lebih senyawa cair dari campuran dengan cara direbus. Karena zat yang berbeda mendidih pada suhu yang berbeda, uap yang dihasilkan oleh pendidihan pada suhu tertentu akan memiliki konsentrasi senyawa yang berbeda dari cairan aslinya. Proses ini pertama kali digunakan dalam skala luas pada abad ke-12 untuk meningkatkan kandungan alkohol dari minuman fermentasi. Di dunia modern, distilasi juga digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa dalam minyak mentah menjadi zat yang lebih bermanfaat. Selain itu, telah digunakan dalam industri kimia dan farmasi. Distilasi yang berhasil membutuhkan perhitungan beberapa aspek senyawa dan cairan, termasuk volatilitas relatif, fraksi mol dalam uap destilasi, persen perolehan kembali dan efisiensi distilasi.
Bagilah tekanan uap dari satu zat dalam cairan dengan tekanan uap dari zat lain untuk mendapatkan volatilitas yang relatif. Baik tekanan uap dan volatilitas relatif akan bervariasi sesuai dengan suhu cairan. Zat dapat disuling lebih mudah pada volatilitas relatif yang lebih tinggi, karena ada pemisahan yang lebih luas antara titik didihnya.
Hitung fraksi mol senyawa dalam uap menggunakan rumus y = (ά * x) / {1 + (ά -1) * x}, di mana "ά" adalah volatilitas relatif, "x" adalah fraksi mol dari zat dalam cairan dan "y" adalah fraksi mol zat dalam uap. Perhitungan ini akan memberi tahu Anda proporsi yang diharapkan dari senyawa yang diinginkan dalam uap suling.
Tentukan persentase perolehan kembali distilasi dengan membagi jumlah cairan suling yang diperoleh dari uap dengan jumlah asli cairan. Ini memberi tahu Anda berapa proporsi cairan asli yang telah disuling menjadi zat yang lebih pekat.
Hitung efisiensi distilasi menggunakan rumus (% A +% B) / (% A +% I +% B), di mana% A adalah persen perolehan kembali cairan murni pada titik didih rendah,% I adalah persen pemulihan pada titik didih menengah, dan% B adalah pemulihan persen pada titik didih tinggi.