Sifat Mekanik Baja Ringan

Posted on
Pengarang: Robert Simon
Tanggal Pembuatan: 20 Juni 2021
Tanggal Pembaruan: 1 Juli 2024
Anonim
Sifat Fisik dan Mekanik Baja
Video: Sifat Fisik dan Mekanik Baja

Isi

Baja terbuat dari karbon dan besi, dengan besi jauh lebih banyak daripada karbon. Faktanya, paling banyak, baja dapat memiliki sekitar 2,1 persen karbon. Baja ringan adalah salah satu bahan konstruksi yang paling umum digunakan. Ini sangat kuat dan dapat dibuat dari bahan alami yang tersedia. Baja ini dikenal sebagai baja ringan karena kandungan karbonnya yang relatif rendah.

Kimia

Baja ringan biasanya mengandung 40 titik karbon paling banyak. Satu titik karbon adalah 0,01 persen karbon dalam baja. Ini berarti bahwa ia memiliki paling banyak 0,4 persen karbon. Sebagian besar baja memiliki elemen paduan lain selain karbon untuk memberi mereka sifat mekanik tertentu yang diinginkan. Baja 1018, jenis baja ringan yang umum, mengandung sekitar 0,6 persen hingga 0,9 persen mangan, hingga fosfor 0,04 persen, dan sulfur hingga 0,05 persen. Memvariasikan bahan kimia ini memengaruhi sifat-sifat seperti ketahanan dan kekuatan korosi.

Properti Fisik: Kekuatan

Baja ringan sangat kuat karena rendahnya jumlah karbon yang dikandungnya. Dalam ilmu material, kekuatan adalah istilah yang rumit. Baja ringan memiliki ketahanan tinggi terhadap kerusakan. Baja ringan, tidak seperti baja karbon tinggi, cukup mudah ditempa, bahkan ketika dingin. Ini berarti ia memiliki kekuatan tarik dan benturan yang tinggi. Baja karbon yang lebih tinggi biasanya hancur atau retak di bawah tekanan, sementara baja ringan membungkuk atau berubah bentuk.

Sifat Fisik Kuantitatif

Baja ringan memiliki kepadatan 0,488 pon per inci kubik. Mencair pada 2.570 derajat Fahrenheit. Ini memiliki panas spesifik sekitar 0,122 British Thermal Units (BTU) per pon, per inci kubik.

Kegunaan

Baja ringan sangat diinginkan untuk konstruksi karena kemampuan las dan kemampuan mesinnya. Karena kekuatan dan kelenturannya yang tinggi, ia cukup lunak. Ini berarti dapat dengan mudah dikerjakan dibandingkan dengan baja yang lebih keras. Juga mudah untuk dilas, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk jenis baja lainnya. Dibutuhkan hasil akhir yang bagus dan dapat dipoles. Namun, itu tidak dapat dikeraskan melalui proses perlakuan panas, seperti baja karbon yang lebih tinggi. Ini bukan sepenuhnya hal yang buruk, karena baja yang lebih keras tidak sekuat itu, menjadikannya pilihan yang buruk untuk proyek konstruksi.