Isi
Hampir mustahil untuk mengabaikan penggunaan bahan bakar fosil di dunia saat ini. Bahan bakar fosil datang dalam tiga bentuk utama: batubara, gas alam, dan minyak bumi (minyak). Bahan bakar fosil diciptakan oleh bahan organik mati jutaan tahun yang lalu. Keyakinan ilmiah saat ini adalah bahwa masyarakat terlalu bergantung pada bahan bakar fosil, yang dapat menyebabkan krisis kesehatan lingkungan dan publik.
Identifikasi
Bahan bakar fosil berasal dari tumbuhan dan hewan yang mati jutaan tahun yang lalu. Tanah dan endapan terbentuk dari waktu ke waktu, memberi tekanan pada material dan memaksa oksigen keluar. Materi tanaman ini berubah menjadi kerogen, yang menjadi minyak karena menghangat hingga 110 derajat Celcius. Gas alam kemudian terbentuk dari minyak pada suhu di atas 110 derajat Celcius.
Batu bara
Mayoritas dari semua penambangan untuk bahan bakar fosil melibatkan ekstraksi batubara. Batubara dapat diekstraksi dekat dengan bagian atas kerak bumi, yang disebut penambangan permukaan, atau dari dalam bumi melalui penambangan bawah tanah. Memulihkan batubara melalui penambangan permukaan relatif mudah; sekop dan buldoser efektif mengekstraksi batubara di dekat permukaan. Setelah habis, pekerja menanam kembali tambang permukaan dan melanjutkan.
Minyak
Rig minyak lepas pantai dan derek minyak darat memompa sebagian besar minyak bumi yang diekstraksi di seluruh dunia. Sebuah lubang dibor ke dalam petak minyak potensial dan minyak dipompa keluar melalui tabung panjang. Di Amerika Serikat, negara-negara penghasil minyak utama terletak di sepanjang pantai, menurut Administrasi Informasi Energi
Gas alam
Gas alam dan minyak bumi sering ditemukan di lahan yang sama. Para ilmuwan mencari simpanan gas dan minyak dengan peralatan khusus yang menyebabkan getaran di tanah karena frekuensi tertentu dikaitkan dengan minyak dan gas. Pompa kemudian memisahkan minyak dan gas di lokasi. Teknologi baru, yang disebut "digester," dapat membuat gas alam dari materi tanaman dengan mensimulasikan dan mempercepat proses alami.
Teori / Spekulasi
Badan Perlindungan Lingkungan saat ini percaya bahwa pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi terhadap pemanasan global. Bahan bakar fosil memancarkan karbon dioksida ketika dibakar, gas yang memerangkap panas di bawah atmosfer bumi, menyebabkan efek rumah kaca. Studi saat ini menunjukkan bahwa dunia melepaskan terlalu banyak karbon dioksida, yang dapat menghangatkan bumi dalam rentang waktu yang relatif singkat.