Isi
Pada pemeriksaan pertama, gliserol dan minyak mineral tampaknya merupakan senyawa yang identik (atau setidaknya sangat mirip): Keduanya tidak berwarna, (kebanyakan) tidak berbau, dan memiliki sifat pelumas ringan yang membuatnya terasa licin saat digosok di antara ibu jari dan jari telunjuk. Namun secara kimia, mereka adalah senyawa yang sangat berbeda.
Kimia
Minyak mineral adalah hidrokarbon, artinya tidak mengandung apa pun kecuali karbon dan hidrogen, dengan setiap molekul biasanya mengandung antara 15 dan 40 atom karbon. Ini biasanya memiliki kepadatan sekitar 0,8 g / mL (artinya 1 milileter minyak mineral akan berbobot 0,8 gram). Minyak mineral tidak larut dalam air: Jika keduanya dicampur, mereka akan membentuk fase terpisah, dengan minyak mineral di atasnya.
Gliserol, juga dikenal sebagai gliserin atau gliserin, sebenarnya adalah alkohol. Molekulnya hanya mengandung 3 karbon, dan memiliki kepadatan sekitar 1,3 g / mL. Tidak seperti minyak mineral, minyak larut dalam air. Bahkan, bersifat higroskopis, artinya gliserol sebenarnya akan menyerap uap air dari udara.
Pembuatan
Minyak mineral adalah produk sampingan dari proses pemurnian minyak mentah.
Gliserol diproduksi oleh saponifikasi lemak hewani. Saponifikasi adalah reaksi antara lemak dan basa kuat (seperti alkali) dan merupakan reaksi utama yang terlibat dalam pembuatan sabun; gliserol adalah produk sampingan dari proses pembuatan sabun.
Penggunaan Medis
Minyak mineral adalah bahan utama baby oil. Ini juga bisa diminum sebagai pencahar.
Gliserol digunakan dalam sirup obat batuk (sebagai pemanis dan pengental) dan bertindak sebagai pencahar dalam bentuk supositoria.
Penggunaan Makanan dan Kosmetik
Minyak mineral digunakan dalam banyak krim dan salep topikal.
Gliserol digunakan dalam makanan sebagai pemanis dan sebagai humektan (untuk menjaga makanan tetap lembab). Itu juga digunakan dalam pasta gigi, krim cukur dan sabun.
Toksisitas
Beberapa minyak mineral telah dikaitkan dengan kanker dalam penelitian pada hewan yang melibatkan paparan kabut minyak.
Gliserol tidak bersifat karsinogenik dan tidak diyakini beracun kecuali tertelan dalam jumlah besar.