Isi
- Bahan Kimia Pengganggu Endokrin
- Efek Neurologis
- Kekurangan Vitamin A
- Homeostasis Besi dan Kerusakan Paru
- Homeostasis di Lingkungan
Homeostasis adalah proses di mana tubuh mempertahankan kondisi normal untuk hal-hal seperti suhu, detak jantung dan laju pertumbuhan. Polusi lingkungan dapat secara dramatis mempengaruhi homeostasis karena polutan kimia dapat berperilaku seperti hormon, yang merupakan molekul yang digunakan organ untuk "berbicara" satu sama lain.
Gangguan homeostasis dapat terjadi dalam banyak hal. Ini termasuk kerusakan langsung pada organ yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis, mimikri hormon yang mengendalikan homeostasis dan defisiensi vitamin yang diperlukan untuk menjaga organ yang sehat. Gangguan homeostasis oleh pencemaran lingkungan dapat menyebabkan kanker, penyakit saraf dan masalah pernapasan.
Bahan Kimia Pengganggu Endokrin
Bahan kimia pengganggu endokrin (EDC) adalah bahan kimia yang berperilaku seperti hormon. Hormon mengatur hal-hal seperti pertumbuhan, rasa lapar, berat badan, keseimbangan air dan organ reproduksi. Dengan demikian, EDC dapat secara dramatis mempengaruhi kesehatan seseorang.
EDC umum adalah plastik seperti BPA (bisphenol A), yang larut dari wadah makanan dan minuman plastik. EDC dapat memulai efek buruknya di dalam rahim, sebelum seseorang dilahirkan. EDC telah dikaitkan dengan obesitas, perilaku mental yang berubah, kanker dan infertilitas.
Efek Neurologis
Polusi udara dihirup ke dalam paru-paru, yang dapat merusak paru-paru. Namun, partikel di udara dapat pergi dari paru-paru ke organ lain di dalam tubuh, menyebabkan kerusakan di tempat lain. Polusi udara mengandung partikel berukuran nano yang dapat memasuki aliran darah dari paru-paru dan menyebar ke saraf di seluruh tubuh. Mereka juga dapat berakhir di otak.
Partikel-partikel ini menyebabkan kerusakan di mana pun mereka pergi, mengakibatkan peradangan di lokasi itu. Peradangan adalah aktivasi sistem kekebalan tubuh, seolah-olah tubuh melawan infeksi oleh virus atau bakteri. Sebuah studi dari para peneliti Turki, yang diterbitkan dalam "Journal of Toxicology," melaporkan bahwa polusi udara telah dikaitkan dengan gangguan neurologis, termasuk stroke, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson.
Kekurangan Vitamin A
Vitamin A sangat penting untuk penglihatan normal dan organ yang sehat. Vitamin A adalah bagian dari protein di mata yang menyerap cahaya. Ini juga penting untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Polusi udara yang mengandung molekul yang disebut hidrokarbon aromatik polyhalogenated (PHAH) telah terbukti menyebabkan kekurangan vitamin. Zat kimia ini masuk ke dalam tubuh dan meningkatkan pemecahan Vitamin A. Dipercayai bahwa mereka memblokir fungsi enzim yang membuat Vitamin A.
Homeostasis Besi dan Kerusakan Paru
Polusi udara dapat mengandung partikel yang bereaksi dengan ion logam yang secara alami ditemukan di dalam tubuh. Misalnya, atom besi membantu membawa oksigen dalam darah dan merupakan salah satu elemen yang diperlukan untuk tubuh yang sehat. Partikel-partikel dalam polusi udara memiliki lengan kimia yang bereaksi dengan besi untuk membentuk produk berbahaya. Partikel-partikel ini tersangkut di paru-paru, bereaksi dengan zat besi, dan dapat mengakibatkan penumpukan zat besi di paru-paru.
Produk berbahaya yang dibuat ketika polusi udara bereaksi dengan atom besi mulai merusak paru-paru, menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi seolah-olah ada infeksi. Lendir mulai menumpuk dan terjadi masalah pernapasan.
Homeostasis di Lingkungan
Homeostasis dapat diterapkan pada hal-hal lain selain tubuh. Lingkungan dan ekosistem juga mempertahankan homeostasis tertentu dengan memiliki iklim yang stabil, cuaca, suhu, populasi organisme dan siklus nutrisi seperti air dan siklus nutrisi.
Seperti halnya homeostasis manusia, homeostasis ekosistem dipengaruhi oleh polusi dan bahan kimia baru dan beracun yang memasuki lingkungan. Ini dapat mempengaruhi faktor-faktor penting seperti tingkat pH, salinitas, suhu dan iklim yang akan mempengaruhi homeostasis ekosistem.
Sebagai contoh, perubahan suhu air laut telah menyebabkan kematian besar-besaran ganggang dan organisme air mikroskopis lainnya, yang pada gilirannya menyebabkan pemutihan terumbu karang. Ini memengaruhi homeostasis lingkungan dan secara drastis telah memengaruhi seluruh ekosistem terumbu karang.