Bagaimana Hominid Awal Menemukan Makanan Selama Zaman Batu Tua?

Posted on
Pengarang: Peter Berry
Tanggal Pembuatan: 13 Agustus 2021
Tanggal Pembaruan: 2 Boleh 2024
Anonim
Kehidupan Manusia Purba Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana dan Lanjut
Video: Kehidupan Manusia Purba Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana dan Lanjut

Isi

Era Paleolitik, atau Zaman Batu Tua, menandai periode pertama dan terpanjang dalam sejarah manusia. Dimulai 4 juta tahun yang lalu dan berlanjut hingga 10.000 SM, ia melihat hominid awal hidup sebagai pengumpul, mengonsumsi sumber makanan apa pun yang tersedia. Para ilmuwan pernah percaya bahwa nenek moyang manusia purba ini kebanyakan vegetarian, jarang makan daging. Namun, penelitian baru mempersulit itu. Meskipun hominid yang paling awal terutama adalah herbivora, kelompok-kelompok selanjutnya beralih ke protein ikan dan hewani. Perubahan pola makan ini seiring dengan perubahan evolusi tertentu, yang mengarah pada kebangkitan manusia modern.

TL; DR (Terlalu Panjang; Tidak Dibaca)

Era Paleolitik dimulai 4 juta tahun yang lalu dan berlanjut hingga 10.000 SM. Hominid purba hidup sebagai pengumpul makanan saat itu, mengonsumsi sumber makanan apa pun yang tersedia, mengumpulkan kacang-kacangan, beri, dan tumbuh-tumbuhan liar lainnya. Tanpa alat, mereka hanya bisa mengkonsumsi daging dengan mengambil telur atau memetik bangkai yang ditinggalkan oleh predator.

Sekitar 1,5 juta tahun yang lalu, Homo erectus telah mengembangkan alat untuk berburu dan menyembelih hewan. Para ilmuwan percaya saat itulah daging mengambil alih sumber tanaman dalam makanan hominid.Pada akhir Era Paleolitik, 65 persen dari makanan hominid berasal dari hewan. Beberapa spesies hominid mengeksploitasi rusa, babi, kerbau, domba dan bahkan badak, dan Neanderthal juga mengkonsumsi sejumlah besar ikan air tawar.

Mencari Makan Dini

Beberapa sisa-sisa gigi yang ada mengungkapkan bahwa hominid awal hidup dengan mengumpulkan kacang-kacangan, buah beri dan tumbuh-tumbuhan liar lainnya. Tanpa alat, mereka hanya bisa mengkonsumsi daging dengan mengambil telur atau memetik bangkai yang ditinggalkan oleh predator. Struktur tubuh mereka juga seperti herbivora. Mandibula yang lebih menonjol dengan molar penggiling yang cukup besar, seperti yang dimiliki Australopithecus anamensis, membuatnya lebih mudah untuk memecah serat tanaman. Saluran pencernaan yang lebih besar dengan enzim khusus membantu pencernaan mereka. Namun, secara bertahap, seiring dengan kemajuan pembuatan alat primitif, konsumsi daging meningkat secara dramatis.

Perburuan Primitif

Sekitar 1,5 juta tahun yang lalu, Homo erectus telah mengembangkan alat untuk berburu dan menyembelih hewan. Para ilmuwan percaya saat itulah daging mengambil alih sumber tanaman dalam makanan hominid. Pada akhir Era Paleolitik, kira-kira 65 persen dari semua asupan makanan berasal dari hewan. Berbagai situs di Cina mengungkapkan bahwa Manusia Peking mengeksploitasi rusa, babi, kerbau, domba, dan bahkan badak. Pembantaian juga ditemukan pada tulang binatang di seluruh Eropa. Dalam penemuan yang sangat langka, para arkeolog pada 1950-an menemukan kerangka rusa merah dengan tombak Neanderthal yang masih utuh.

Memancing Paleolitik

Melalui analisis kimia, para ilmuwan telah menentukan bahwa Neanderthal Eropa makan ikan air tawar dalam jumlah besar. Di wilayah pesisir Atlantik tertentu, ikan tampaknya menjadi sumber utama protein. Sementara Neanderthal awal memancing dengan tombak kasar, manusia modern yang menggantinya 40.000 tahun yang lalu membuat kait dari tulang hewan kecil. Tetapi pada titik ini, kelompok hominid juga mengkonsumsi kerang. Ini telah ditentukan oleh penemuan arkeologis di Kenya, Cina dan di tempat lain.

Nutrisi dan Evolusi

Sekarang ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi daging berjalan seiring dengan evolusi manusia. Sebagai contoh, saluran pencernaan besar dari hominid awal secara bertahap menyusut untuk memproses protein hewani dengan lebih baik. Seiring waktu, ukuran rahang manusia menurun, karena mengunyah yang berkepanjangan tidak lagi diperlukan. Namun, adaptasi yang paling signifikan adalah dalam ukuran otak. Ketika otak tumbuh lebih besar, itu membutuhkan lebih banyak energi, sehingga memaksa konversi ke diet berbasis daging. Otak baru inilah yang membedakan manusia modern, memungkinkan mereka untuk menyempurnakan pembuatan alat mereka, membangun pertanian, memelihara hewan, dan membawa era Neolitik.